Webinar Bersinar Ketika COVID-19
Webinar Bersinar Ketika COVID-19
Oleh : G.A.P Trisna Wulandari, S.Pd.
Tak terasa setahun sudah kita dihadapkan pada masa pandemi virus Covid-19 yang hingga kini tak ada ujung solusinya. Semenjak dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional yang sampai saat ini belum dicabut. Hal ini menunjukkan bahwa sampai saat ini warga Negara Indonesia masih harus “dipaksa” hidup berdampingan dengan virus Covid-19. Meskipun demikian, pelaksanaan tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik harus berjalan dengan lancar, tentunya dengan tetap memprioritaskan kesehatan dan keselamatan mematuhi protokoler kesehatan dengan cara 3M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Hal itu pula berlaku pada Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Selayaknya menghadapi kehidupan yang baru, serangkaian langkah adaptasi dilakukan sebagai upaya bertahan dan memaksimalkan pelayanan baik melalui perubahan sistem kerja maupun kapasitas dan kompetensi ASN itu sendiri. Salah satu fenomena paling nyata yang kita temui adalah ramainya penggunaan internet terutama video conference sebagai media pelaksanaan tugas misalnya saat rapat koordinasi, pelantikan, konsultasi, wawancara, proses pembelajaran jarak jauh, bahkan diklat dan pelatihan, hingga muncul istilah baru yang popular, yaitu Webinar, kependekan dari seminar online, yang sejak memasuki tatanan kehidupan baru ini seolah menjadi rutinitas di kalangan ASN sehingga berbagai istilah aplikasi mulai dari zoom, skype, google meet, google hangouts, cisco webex, youtube live streaming mungkin tidak asing lagi bagi kita dan bahkan menjadi “santapan” sehari-hari yang pengoperasiannya saat ini semudah kita mengirimkan pesan via whatshap seiring dengan meningkatnya frekuensi kegiaran webinar yang dilaksanakan secara online.
Munculnya webinar ini tentu membawa banyak manfaat bagi ASN, khususnya dari segi melek teknologi. Selain itu ada banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari penyelenggaraan webinar ini. Pertama, dari segi efisiensi anggaran. Jika disimak, masa sebelum pandemi, sangat jarang bahkan tidak ada yang mampu menyelenggarakan kegiatan seminar nasional secara berkala karena alasan biaya. Namun webinar ini sangat sering menghadirkan seminar-seminar berskala nasional karena dengan melaksanakan kegiatan secara online, panitia setidaknya dapat menghemat anggaran untuk biaya konsumsi dan akomodasi, biaya perjalanan dinas pun dapat ditekan. Kedua, kegiatan webinar juga dapat membantu program pemerintah dalam pencegahan penularan Covid-19 mengingat seminar online ini dilakukan tanpa bertatap muka secara langsung (physical distancing). Ketiga, dengan adanya webinar, semakin banyak ASN yang dapat mengakses informasi untuk menambah pengetahuan terlebih lagi dapat meningkatkan kompetensi dari narasumber yang memiliki keahlian maksimal pada bidangnya. Jika kita bandingkan dengan kegiatan sebelum pandemi terjadi. Jumlah perserta yang terlibat cukup terbatas karena alasan ruang dan waktu. Namun, hal itu tidak terjadi saat ini. Peserta yang terlibat dalam seminar justru hampir ribuan orang. Walaupun jumlah peserta yang bisa masuk lewat akses aplikasi zoom terbatas, namun mereka masih bisa menyimak webinar melalui kanal youtube melalui live streaming. Keempat, yang menjadi daya pikat tersendiri dari webinar bagi para ASN, yaitu tersedianya umpan balik sebagai “hadiah” bagi peserta webinar yaitu berupa sertifikat dan piagam dengan variasi keterangan yang diterbitkan oleh panitia dan bersifat resmi karena berisi tanda tangan dan cap resmi dari panitia penyelenggara, bahkan ada yang berisi barcode yang keasliannya dapat dipertanggungjawabkan. Piagam dan sertifikat yang didapat selain bisa menambah koleksi bisa juga dimanfaatkan oleh para ASN untuk menambah nilai angka kredit.
Namun di balik banyaknya manfaat yang diperoleh. Ada hal unik yang dapat saya cermati seiring maraknya webinar yang terselenggara. Kembali saya teringat dengan ungkapan yang terumbar di masyarakat bahwa insan +62 (dibaca Indonesia) sangat cerdas dan cerdik dalam menyikapi situasi yang ada. Berawal dari munculnya beberapa organisasi yang menawarkan webinar gratis untuk mengajak para ASN menyimak bahkan berlatih menggunakan aplikasi tertentu untuk memperlancar tugas di masa pandemi. Namun jarang yang memanfaatkan moment tersebut karena alasan tidak ada waktu dan bahkan tugasnya dianggap sulit sehingga tidak diminati. Lama-lama muncul peraturan bahwa ASN diwajibkan mengikuti kegiatan webinar untuk melengkapi laporan kegiatan bulanan yang dilakukan secara daring (dalam jaringan). Kemudian ramailah peserta kegiatan webinar. ASN seolah berlomba mengikuti webinar tanpa memikirkan kendala sulitnya tugas yang akan didapat, hanya demi mendapatkan sertifikat kegiatan dengan keterangan 32 JP, 40 JP dan keterangan lainnya sesuai dengan durasi waktu pelaksanaan webinar, yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk menambah angka kredit.
Membludaknya jumlah peserta mulai dimanfaatkan oleh beberapa organisasi dengan menyelenggarakan webinar dengan menyertakan keterangan member dan non member dengan nominal yang mulai ditentukan. Ada pula yang memanfaatkan webinar untuk menambah subscriber pada kanal youtube penyelenggara dengan memimnta peserta menekan tombol subscribe pada laman youtube yang telah ditentukan panitia kemudian peserta menyimak pelatihan tersebut melalui live streaming mengingat keterbatasan jumlah peserta melalui aplikasi zoom.
Ketika proses pendaftaran, panitia penyelenggara meminta calon peserta agar meneruskan informasi webinar tersebut pada grup Whatshap dan telegram dengan harapan dapat “memancing” jumlah peserta lebih banyak. Alhasil, teknik ini diminati oleh ribuan peserta yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Jika dihubungkan dengan salah satu materi dalam Biologi, inilah yang dimaksud dengan simbiosis mutualisme dimana ada interaksi saling menguntungkan antara kedua belah pihak dan menjadi sebuah keputusan yang bijaksana dalam menjalani aktivitas new normal dan mengurangi “kebosanan” pada masa pandemi ini.
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini