SENTUHAN CINTA PEMBELAJARAN JARAK JAUH
SENTUHAN CINTA PEMBELAJARAN JARAK JAUH
Oleh : I Gede Giri Arta Sedana
Kata ‘cinta’ biasanya digunakan untuk menggambarkan perilaku, emosi atau perasaam terhadap orang atau benda. Dalam kehidupan sehari-hari perwujudan cinta bisa kita lihat dalam bentuk kasih sayang orang tua terhadap anak, kedermawanan seseorang dalam membantu orang lain, atau bentuk persahabatan dengan rasa kesamaan minat dan yang lainnya.
Pada dasarnya pendidikan adalah perwujudan dar kasih sayang dan rasa cinta. Karena manusia tidak akan bisa mendidik jika tidak dilandasi dengan kasih sayang dan cinta yang tulus. Kalau seorang pendidik kehilangan kasih sayang kepada anak didiknya maka pada saat itu juga pendidikan akan kehilangan arah.
Rasa kasih sayang yang dimiliki manusia (guru) tidak akan pernah tergantikan oleh kemajuan teknologi. Sejatinya kemajuan teknologi tidak akan mampu menyentuh emosi dan hati nurani yang dimiliki anak (peserta didik).
Bentuk kasih sayang semacam ini mulai terbelenggu semenjak mewabahnya penyebaran covid-19. Masyarakat dunia dihebohkan dengan banyaknya dampak yang ditimbulkan dari penyebaran virus corona. Dampak yang ditimbulkan bukan saja dari segi medis melainkan menyentuh segala bentuk interaksi manusia termasuk juga dalam aktivitas dunia pendidikan.
Dunia pendidikan dinilai menjadi salah satu sektor yang paling rentan bagi penyebaran virus corona. Sekolah-sekolah dengan basis jumlah murid yang cukup banyak dan penuh dengan interaksi sangat berpengaruh terhadap laju penyebaran covid-19. Menteri pendidikan Nadiem Makarim pun menerapkan kebijakan sistem belajar dari rumah.
Pasca kebijakan pemerintah untuk belajar dari rumah, bekerja dari rumah, ataupun beribadah dari rumah membuat situasi di Indonesia menjadi berbeda. Hal ini juga berdampak jelas dalam proses pendidikan. Dengan fenomena ini teknologi menjadi konsumsi sehari-hari oleh masyarakat dan semua kehidupan diwarnai oleh dunia online.
Dalam konteks pandemi dunia pendidikan mulai disentuh kultur baru yaitu belajar online. Namun dalam situasi yang sama generasi peserta didik saat ini adalah generasi milenial dengan sistem digitalisasi sebagai identitas utama. Secara tidak langsung pembelajaran online atau PJJ dalam situasi pandemi menjadi salah satu solusi yang paling tepat diterapkan dalam sektor pendidikan selama wabah penyebaran covid-19 ini masih belum menemui titik terang.
Dunia digitalisasi sangat mudah diakses oleh setiap orang. Segala bentuk informasi, anak dapat mudah mendapatkannya dengan berselancar di ‘dunia maya’ melihat fenomena ini PJJ jangan sampai menyimpang dari tujuan pembelajaran. Guru tidak bisa secara langsung lagi memantau perkembangan peserta didik dalam proses pembelajaran. Di sinilah pentingnya pendidikan kasih sayang sebagai kontrol terhadap anak dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh.
Jika guru tidak bisa lagi berinteraksi secara langsung terhadap peserta didik. Peran orang tualah yang menjadi kontrol dan memberikan rasa nyaman kepada anak sehingga bentuk kasih sayang dan rasa cinta tetap dirasakan oleh anak (peserta didik) dalam proses pembelajaran online atau PJJ.
Pembelajaran jarak jauh juga memerlukan kedisiplinan, konsentrasi dan kejujuran tinggi. Peran orang tua harus mampu menggantikan peran pendidik dalam memberikan suasana belajar yang tenang dan nyaman sehingga anak benar-benar merasa diperhatiakan dan didukung dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi covid-19.
Tanpa adanya kerjasama orang tua dan guru, PJJ akan mengalami banyak kendala terutama dalam mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami oleh anak karena sulitnya berinteraksi untuk memecahkan masalah. Hal ini akan bisa menjadi ‘bom waktu’ terhadap perkembangan anak, karena merasa dikucilkan atau kurangnya perhatian dan kasih sayang.
Tetapi fakta di lapangan menunjukkan adanya kendala yang tak terelakkan. Kita perlu menyadari bahwa tidak semua peserta didik berasal dari keluarga menengah ke atas dan tidak semua peserta didik menikmati proses ‘milenial’ ini. Gadget dan jaringan internet menjadi senjata yang ampuh dalam melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh di tengah balada covid-19 saat ini. Ada yang punya namun susah untuk mendapatkan akses internet bahkan ada yang tidak memiliki kedua-duanya.
Fenomena ini berbanding terbalik dengan apa yang digaungkan menteri pendidikan melalui program “Merdeka Belajar.” Program Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh menteri pendidikan, Nadiem Makarim menjadi salah satu terobosan dalam dunia pendidikan yang ingin menciptakan suasana belajar yang bahagia, baik bagi peserta didik maupun para pendidik.
Menyikapi fakta di lapangan pemerintah pusat maupun daerah tidak tinggal diam. Salah satu bentuk cinta (kepedulian) pemerintah dalam menangani dunia pendidikan adalah diberlakukannya kurikulum darurat hingga program belajar di televisi. Begitu juga dari Kemendikbud telah mengeluarkan pengalokasian dana BOS untuk pembelian pulsa paket data dan layanan platform online bagi guru dan siswa.
Oleh karena itu, kebijakan pembelajaran online menjadi tanggung jawab kita semua dalam mewujudkan kemajuan dunia pendidikan dan kemapanan dalam menghadapi era digital. Rasa cinta dan kasih sayang akan memciptakan suasana nyaman dalam proses Pemembelajaran di masa pandemi.
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini