Dalam rangka menyambut Tahun Pelajaran 2022-2023, SMA Negeri 1 Selemadeg mengadakan Workshop Review Kurikulum dan Implementasi Kurikulum Merdeka pada hari Selasa s/d Kamis, 28-30 Juni 2022. Dalam laporannya I Made Wardita, S.Pd selaku Kepala SMAN 1 Selemadeg menyampaikan bahwa, workshop adalah ini sebuah proses yang disusun secara matang, yang diawali dengan literasi secara digital maupun secara tekstual oleh TPK (Tim Pengembang Kurikulum), sehingga pada workshop ini sekolah sudah memiliki draft kurikulum yang nantinya akan dibedah oleh pengawas managerial. Elemen-elemen yang terlibat pada kegiatan ini adalah perwakilan komite, guru yang di dalamnya ada TPK dan perwakilan siswa SMAN 1 Selemadeg yang diambil dari perwakilan OSIS.

Adapun target yang ingin dicapai adalah menyempurnakan dan mengkaji kembali KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) untuk siswa kelas XI dan XII serta menyusun Dokumen I pada KOSP (Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan) sebagai wujud implementasi kurikulum merdeka untuk siswa kelas X karena SMAN 1 Selemadeg menempuh pilihan “Mandiri Berubah”. Setelah dilaksanakan workshop ini, bapak/ibu guru akan kembali pada tugas pokok dan fungsinya untuk mengajar siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku serta anak-anak OSIS agar mereview kembali program-program OSIS dibawah bimbingan pembina OSIS dan menyesuaikan kegiatan-kegiatan OSIS seperti MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) serta yang lainnya, agar berkaitan dengan implementasi kurikulum merdeka. Selajan dengan hal tersebut, Ketua Komite SMAN 1 Selemadeg Drs. Anak Agung Made Suweca menyampaikan bahawa akan turut berusaha mengimbaskan kepada orang tua siswa agar kita selaras dalam jalannya pendidikan, khususnya dalam implementasi kurikulum merdeka.

Kegiatan yang dibuka oleh Pengawas Managerial Disdikpora Provinsi Bali yang dalam hal ini mewakili Kepala Disdikpora Provinsi Bali, pada hari pertama pelatihan ini melaksanakan review kurikulum yang dibedah oleh Pengawas Managerial yaitu Bapak I Nyoman Ngardika, S.Pd., M.M. Dalam pemaparannya beliau menyampaikan beberapa perbaikan terkait dengan peraturan akademik yang tercantum dalam kurikulum agar lebih dipersingkat, karena peraturan tersebut sudah ada pada buku saku siswa. Selain itu pada penerapan pembelajaran kurikulum merdeka, guru diharapkan melakukan tes diagnostik terlebih dahulu untuk mengetahui kesiapan belajar siswa, minat siswa, dan gaya belajar siswa karena siswa memiliki ciri khasnya masing-masing dan berkembang sesuai dengan kodratnya.

Selanjutnya pada workshop hari kedua yang mendatangkan Bapak Dr. I Wayan Widana, S.Pd., M.Pd. diawal pemaparannya beliau membahas terkait dengan status sekolah pada implementasi kurikulum merdeka. SMAN 1 Selemadeg yang berada dalam status “Mandiri Berubah” ditegaskan bahwa dengan status tersebut satuan pendiikan berkewajiban menggunakan perangkat ajar yang disediakan dan menerapkan pembelajaran terdiferensiasi secara sederhana.  Penyusunan karakteristik sekolah pada kurikulum agar berdasarkan pada rapor pendidikan, karena dari elemen tersebut akan diketahui data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi satuan pendidikan. Pemilihan tema pada projek yang akan dilaksanakan sekolah diharapkan memperhatikan kondisi sekolah, sumber daya manusia, sarana prasarana dan letak geografis sekolah agar dapat berjalan dengan baik dan penguatan profil pelajar pancasila dapat tercapai.

Fasilitator Sekolah Penggerak ini menegaskan kembali terkait dengan implementasi kurikulum merdeka, sebelum melaksanakan pembelajaran guru agar melakukan analisis CP (Capaian Pembelajaran) terlebih dahulu, menyusun ATP (Alur dan Tujuan Pembelajaran), dan menyusun modul ajar. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada workshop hari ketiga, yang penyusunannya dilaksanakan pada MGMP sekolah masing-masing.

                                                                                                                        Era Aryanti